Bunyi
binatang pun terdengar bersamaan dengan suara gemercik air yang jatuh dan
membawakan hembusan embun yang terbawa oleh angin. Cuaca hari ini sangat sejuk
seperti layaknya tinggal di pegunungan. Suara hujan yang begitu tenang membuat
hati damai dan seakan memberi harapan baru dan semangat yang tiada habisnya.
Yaa meskipun dengan uadara yg sedikit menusuk kedalam tulang, tapi itu tidak
menjadi sebuah halangan beraktivitas bagi orang yang mampu berdamai dengan
cuaca seperti ini.
Semua
anak berhamburan masuk dengan beraneka warna payung yang dibawanya. Aku yaa
seperti biasa, mau ada hujan, panas, angin, tetap saja yang aku bawa ke sekolah
cuma tas. Aku tidak biasa memakai payung ke sekolah sekali pun hujan nya sangat
besar, Karna mau pake payung atau engga pun tetap saja pasti ada yang terkena
basah. Ituu prinsip ku.
Satu
langkah masuk gerbang, aku merasa enggan meneruskan langkahku menuju kelas.
Rasanya aku ingin balik berputar arah. Aku berdiam sejenak di batas ambang
pintu gerbang mencari-cari orang yang bisa ku ajak berjalan bareng memasuki
sekolah. Dan ternyata hasilnya Nihil. Tidak ada teman kelasku yang datang juga.
Terpaksa aku harus berjalan menuju kelasku sendirian. Cobaa saja kalau ruang
kelas 8 lebih awal dari ruang kelas 9 -,-
Sebenarnya ini itu hal yang menyebalkan, melewati kelas 9 dengan
sendiri.
Terlihat
dari gerbang pintu gerombolan kaka kakak kelas 9 sedang asyik berbincang
bincang di teras kelasnya sambil menikmati suara air hujan yang berjatuhan. Dan
yaa aku yakin diantara rumpukan itu pasti ada dia. Aku menjadi semakin malas
dan rasanya berat untuk melangkahkan kaki. Tapi rasanya sangat konyol kalau aku
harus berdiam di pintu gerbang diantara rumpunan air yang jatuh untuk menunggu
bel berbunyi dan gerombolan kaka kakak kelas itu masuk ke dalam kelas. Ku coba
melawan rasa beratnya langkahku dan memberanikan diri untuk melewatinya. Tepat
berada di depannya. Dengan gaya jalanku yang menunduk dan hanya langkahku yang
aku lihat, entah kenapa kepala ini ingin berdiri tegap memandang lurus dan
refleksss!!! Mata ini mngajak kepala menoleh ke arahnya sehingga dia
melontarkan senyuman kepadaku. “ah sial sial siall!!! “ ucapku dalam hati
sambil mengercitkan keningku saat aku berhasil melewati dia dan mengabaikan
senyumannya. Sebenarnya aku puas, karna tlah berhasil menjawab senyumna dengan
delekan mata. Bahkan aku akan lebih puas jika senyuman itu dibalas dengan
kepalan tanganku, tapi itumungkin tidak bisa aku lakukan. Tetapi aku yakin saat
aku sudah sampai rumah, aku akan merasa menyesal mengabaikan senyuman ituu-,-
Ku jatuhkan badanku di kasur yang
empuk ini. Ku refleks kan otot-otot ku yang sedari tadi bekerja terus tanpa
henti sambil menerawang langit-langit dan membayangkan kejadian tadi. Ku lihat
ponselku seketika, dan tidak ada pesan masuk atau panggilan masuk satupun.
“hufffttt!!!” ku jatuhkan kembali badanku lalu kulemparkan ponselku tanpa arah.
“kenapa aku harus mendapatkan senyuman ituu?” “kenapa dia harus senyum
kepadaku?” “kenapa aku harus mengabaikan senyuman itu?” pikiranku kacau hanya
garagara sepercik senyuman itu. Air mataku perlahan menetes, mengingat pahit
yang dulu menyiksaku dan mungkin kini juga masih ku rasakan. Apakah aku
benar-benar cinta? Atau mungkin aku terlalu overprotektif ? baru kali ini aku
merasakan pahit seperti ini. Baru kali ini aku terjebak dalam rasaa yang begitu
mendalami, seakan-akan aku ingin hidup bersama selamanya. Rasanya tak pantas
seorang murid yg baru duduk dibangku kls 8 mempunyai fikiraan seperti ituu.
Iya, banyak yang bilang seperti ituu-__-.
2
minggu dari awal hubungan ku berakhir kita tidak pernah berkontekan lagi. Hanya
saja mungkin sesekali bertemu di sekolah. Itu pun hanya melontarkan senyuman
saja. Sampai sekarang Aku tidak tau, apa alasan nyaa dia ingin berakhirnya
hubungan ini(?). ditambah dia orang nya tertutup, cuek, dan dingin membuat aku
sulit untuk menebaknya. Dan dia pun tidak pernah cerita apa alasannya
mengakhiri hubungan ini. Yang jelas, aku masih ingat kapan dia mulai berubah
sikap nya terhadap ku. Dan mungkin hal itu yang membuat dia tidak suka. Dia
orang nya religius, dan paling gasuka kalau ada orang yang munafik. Seperti
halnya dengan mengaku beragama islam, tetapi kelakuannya tidak menurutkan
ajarannya sendiri. Dan dia paling tidak suka kalau seorang cewe beragama islam
tidak memakai jilbab, apalagi sampe di umbar ke sosmed. Dan itu yang membuat
aku salut kepadanya. Aku sadar diri, waktu itu memang aku belum pandai
berhijab. Bahkan aku belum ada rasa malu untuk mengumbar foto ku tanpa memakai
hijab. Sikap nya 180 derajat berbeda ketika aku mengaupload foto ke ke sosmed.
Dan dua hari kedepannya dia mengajak mengakhiri hubungan ini. Apaa ini alasan
kenapa dia mengakhirinya? Tapi apa mungkin cuma gara-gara hal sepele gitu ajaa? Ada dua kemungkinan. Ah
tidak, ada banyak kemungkinan sebenarnya. Tapi aku selalu mengarahkan fikiran
ku ke arah yang positif. Diaa mengakhiri hubungan ini karna dia mau menghadapi
ujian. Dan dia mau menghadapi rajia pacaran. Iya, memang. Di sekolahku selalu
ada rajia pacaran apabila mau menghadapi ujian nasional. Tapi kenapa dia tidak
bilang kalau emang alasannya seperti itu? Padahal aku bisa memakluminya. Ah
mungkin dia malu untuk bercerita seperti itu. Begitulah fikiranku, yang terus
selalu mengarahkannya ke hal yg positif untuk mengurangi sedikit-sedikit rasa
penyesalanku.
Time
is a extraculiculer. Yeah!!! hari yang indah dan cuaca yang bersahabat membuat
ku lebih bersemangat. Paskibra is the my live, is the my world, is the my
everything...........!!! aku cinta paskibra. Aku pun bangga menjadi anggota
paskibra. Dan aku pun salut kepada orang-orang yang telah berhasil menjadi
seorang paskibraka yang mampu menaikan bendera dengan penuh penjiwaan. Karna
itu berarti, mereka sangat menghargai jasa para pahlawan dahulu yang berjuang mengibarkan
sang merah putih dan terciptanya negeri yang merdeka ini. Tapi sayang, sekarang
ini tidak banyak orang yang seperti itu, Dan seakan kemerdekaan ini sedikit
demi sedikit luntur. Aku pun pernah bercita-cita menjadi seorang paskibraka
yang suatu saat nanti akan mengibarkan sang merah putih di tiang bendera, tapi
sesekali cita-cita itu lenyap ketika aku menyadari akan fisik diriku sendiri
yang kurang memadai -,- .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar