Kabut
pagi mulai berdatangan. Angin mulai menyerang tubuh, menusuk menembus ke setiappori
mumbuatku menggigil. Dari detik itulah aktivitas ku awali. Tidak, bukan
aktivitas, tetapi lebih mengarah pada tugas. Yapz, memang benar kata-kata yang
lagi ngetren dikalangan pelajar kali ini, “tiada hari tanpa tugas”! bahkan pada
hari minggu, hari libur yang sudah bersifat universal ini masih saja ada tugas
yang wajib dilakukan.
“
huh, Tugas yang sangat menguras tenaga “ desahku. Aku mengernyit ketika
membayangkan ibuku yang setiap hari menguras tenaganya. Mulai dari nyuci,
beres-beres, ngepel. Uh, sangat tidak sebanding sekali dengan aku yang hanya
mengerjakan satu hari saja.
“
Kring.. kring.. “ suara yang tidak asing lagi di telingaku. Ku keluarkan
sepeda, sejenak ku melirik ke kaca dan merapikan pakaianku.
Tatapan
wajah yang sudah bosan kulihat berada di depanku.”Bosan gue liat ekspresi lo
!!” hantamku. “Gua juga bosen terus-terus nunggu lo sampe bulukan !!!” balasnya
dengan tak mau kalah hantam. Aku hanya cengengesan menanggapinya. Sudah
tercatat dalam program mingguanku. Meski program itu kadang terlaksana, kadang
tidak. Tentu saja ada faktor penyebabnya. Selain karena punya kesibukan
sendiri, aku hanya ditemani satu orang saja yang setia menamaniku bersepeda.
Jika dia ada urusan, ya, program ku tidak akan terlaksana. tetapi jika aku yang
punya urusan, dia tetap melaksanakan programnya. Karena meskipun kita selalu
bersama, tapi watak kami berbeda. Dia pemberani, sementara aku ?
Dyara,
nama pendeknya. Sudah ku anggap seperti kakakku sendiri. Kita beda satu tahun.
Meski begitu, aku tidak pernah mengenal kesopanan jika berbicara dengannya.
Tidak peduli apa yang aku katakan dan aku lakukan kepadanya. Tapi itu bukan
masalah baginya. Bahkan kita sudah seperti kucing dan anjing. meskipun kita
baru kenal 2 tahun, tapi kita sudah begitu akrab.
Tidak
ada percakapan, hening. “ udah kaya donald bebek aja muka lo!” ejekku
mencairkan suasana.” Kemaren abis di adopsi sama ibunya bebek!” balasnya dengan
sedikit menyentak sambil menggoes sepedahnya seakan mengisyaratkanku untuk
mengikutinya ke bawah pohon.
Hanya
ada suara gemeruh angin yang terdengar. “ kenapa sih ? ada masalah ? elo mah
gitu orangnya , kalau ada masalah ga bilang bilang!”
Tak
ada jawaban
“heh,
elo budek apa??!!”
Masih
tak ada jawaban.
“woyyyyyy!!!
“ sentakku tepat pada telinganya.
“gue
bakal ke singapur, puas lo???!!” katanya nyerongot depan wajahku.
“ninggalin
gue? Ninggalin perssahabatn kita? Gak akan ngejalanin program mingguan lagi ?
gak akan... “ elo bisa diem ga sih!!??” sentaknya sebelum ku menyelesaikan
perkataanku. Aku hanya menatapnya dengan wajah kecewa. “ kenapa? Nyesel udah
mau tau? Nyesel udah maksa gue untuk bicara?
“mau
apa kamu ke singapur”?
“
kuliah “ jawabnya dingin.
“
oh! “ jawabku, sambi memalingkan wajah.
“
ini alasanku mengapa aku tak mau memberitahumu. Ini bukan keinginanku. Aku
masih ingin menjaga persahabatan kita. Aku masih ingin melanjutkan program
mingguan kita” “lalu?” potongku sebelum ia selesai bicara.
Dia
sejenak menunduk, seakan ada hal yang di sembunyikan dalam fikirannya. “aku
harus lakukan itu ,maaf !” “tak ada alasan lain ?” Dia hanya menunduk . Aku
yakin ,pasti ada alasan yang membuat tekadnya kuat bukan hanya sekedar
pendidikannya.
”pergi
aja sana ! Kejar cita-cita lo!”
“lo
marah? Mau benci sama gue?!”
“
udahlah jangan mikirin gue , gue bisa ko ngapa-ngapain sendirian , gue bisa
jalanin program nungguan gue sendiri , toh , gue sebelum kenal lo bisa pergi
kemana-mana sendirian “
“
Tapi gue gak bisa ! lo enak disini masih banyak orang yang lo kenal, gue yang
bakal sendirian disana ! gue disana ga akan selamanya ko. Gue juga gak mungkin
lupa sama persahabatan kita kali ! inget put, elo itu sudah gue anggap sebagai
adik tersengkleng gue. Yaa, meskipun lo nyebelinnya minta ampun, dunia ga asik
kalau ga ada elo, ga ada bahan ejekan! Hahahah “ ucapnya puas.
“
jadi gua dilahririn Cuma jadi bahan ejekan aja gitu? Hmmm.. baru nyadar gue..”.
Membuatnya semakin puas.
“well...
“ ucapnya masih dengan menertawakanku sambil melentangkan tangaannya ke pundaku
“Elo jangan sedih jika ga ada gue okey?? ( dengan pedenya). Inget! Elo ga boleh
jadi orang penakut! Oh iya satu lagi, elo harus translate tin lagu inggris,
supaya elo bisa ngomong pake inggris dan nilai inggris loe bukan bebek lagi
okeyyyyy????? Mencoba menghiburku.
“
rese lo!!! “ jawabku masih dengan wajah memelas.
Berakhirlah semuanya mungkin,
fikrku. Tak ada lagi yang bisa ku andalkan. Kesedihanku sudah terbayang dalam
detik ini juga. Kamar mungkin menjadi tempat yang akan menghabiskan waktu
senggangku. Tapi aku sadar, sahabat tidak akan pernah ada akhirnya..